Minggu, 26 November 2017

Sejarah Manajemen Public Relation dan Fungsi Manajemen Publik Relation

Related image

tugas biro konsultasi pr - Tahap-tahap perkembangan dan periodisasi Umum Relations diantaranya yaitu :

1. Periode I : 

Th. 1700-1800, periode dimana public relations keluar berbentuk kesibukan tidak terorganisasi dengan baik (PR as non organized activity periode), misalnya berbentuk acara yang simpel, penyelenggaraan pidato, pertemuan tertentu, dan korespondensi antarindividu. Periode ini dimaksud dengan juga Umum of Independence. Sebutan itu bersumber dari aktivitas Humas yang terkait diantaranya seperti berikut :

Pertama, penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan dan system kolonialisme yang menempa dunia pada saat itu). Ke-2, Public Relations Drives (harmonisasi, councel). Ke-3, Declarations of Independence, jadi suatu pernyataan PR/Humas tentang deklarasi kebebasan/kemerdekaan.

2. Periode II : 

Th. 1801-1865, kesibukan public relations mulai terorganisasi dengan baik (PR as a organized activity) searah dengan terdapatnya penambahan hubungan perdagangan baik dengan lokal, nasional ataupun internasional. Periode ini dimaksud masa-masa perubahan kesibukan PR (PR of expansion), karena : Pertama, ada perkembangan atau perubahan bagian industry keuangan, perdagangan dan teknologi

yang sekaligus memengaruhi perubahan kesibukan PR/Humas untuk masa-masa setelah itu. Ke-2, penghilangan perbudakan yang disebut bentuk kesuksesan kesibukan PR/Humas dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di lokasi Negara-negara Eropa, Amerika, dan Negara maju yang lain.

3. Periode III. 

Th. 1866-1900, kesibukan public ralations beralih bentuk jadi suatu aktivitas profesional (PR as a professional). Hal itu karena ada perubahan dari perkembangan tehnologi industry dan makin meluasnya pemakaian listrik dan mesin pembakaran (internal combustion engine) dalam industry.
Public Relations dalam masa ini terjadi atau dimaksud dengan masa the public to be damned periode (1811-1900). Sebab, di samping ada perkembangan bagian industry dan tehnologi, namun dalam aktivitas bisnis berlaku harapan Laissez Faire, beberapa rober barons (yakni tuan tanah perampok) memberlakukan system ekonomi “monopoli” yg tidak memperdulikan nasib rakyatnya hingga memperoleh kecaman (the public be damned).

4. Periode IV 

Th. 1901-1919, yaitu dimaksud Public bi informed periode. Pada saat ini beberapa populis, petani, kristiani, sosialis dan serikat buruh memperotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh beberapa usahawan, politisi tidak bermoral dan koruptor dan beda sebagainya. Kesibukan PR atau Pers ketika itu yaitu melakukan investigate reporting (reportase investigate), yakni melawan mereka dengan tulisan (laporan) tentang keburukan beberapa entrepreneur atau mengupah wartawan untuk membalasnya (press attack) melalui dampak berita yang dimuat di mass media.

5. Periode V 

Th. 1920- sampai saat ini, dimaksud The PR and mutual understanding periode. Bahkan juga th. 1923 PR/Humas jadikan bahan studi, pemikiran dan riset di perguruan tinggi jadi sebuah profesi baru. Perubahan PR/Humas saat ini tunjukkan ada penyesuaian, perubahan sikap, sama-sama pengertian, sama-sama menghormati dan toleransi di beragam kelompok organisasi dan umum.

B. Perubahan Humas/PR Indonesia 

1. Periode I 

Th. 1962, cikal akan pembentukan Humas di Indonesia dengan resmi lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang memberikan instruksi agar setiap lembaga pemerintah harus membuat bagian/devisi Humas. Pada dasarnya pekerjaan kehumasan dinas pemerintah yaitu : Pertama, pekerjaan strategis turut dan dalam sistem pembuatan ketentuan oleh pimpinan sampai pelaksananya. Ke-2, pekerjaan taktis, usaha memberi info, motivasi, proses komunikasi timbal balik dua arah, sampai dapat membuat citra atas instansi/institusi yang diwakilinya.

2. Periode II 

Th. 1967-1971, dimaksud dengan periode humas kedinasan pemerintahan. Hal itu diawali dengan terjadinya suatu wadah/organisasi berupa “Badan Koordinasi Kehumasan (Bako-Humas) Pemerintah” di Indonesia. Pada th. 1967 dibangun koordinasi antar Humas Departemen/Instansi Negara yang disingkat Bakor yang dengan ex officio di pimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.

3. Periode III 

Th. 1972 dan 1993. Periode ini diikuti dengan timbulnya Public Relations (Purel) kelompok professional pada instansi swasta umum. Tanda itu dapat kita saksikan pada pertama, dibangunnya suatu wadah profesi Humas, yakni Perhumas (Perhimpunan Hubungan Orang-orang Indonesia) pada 15 Desember 1972 oleh kelompok praktisi swasta, dan termasuk pemerintahan. Pendirinya, diantaranya yakni Wardiman Djojonegoro (bekas Mendikbud), Geram Joenoes (sebelumnya Kahupmas Pertamina), Nana Sutresna (Deplu), M. Alwi Dahlan (bekas Menpen RI dan Ketua BP7), Feisal Tamin (Depdagri), Wisaksono Noerhadi (Matahari), Iman Sajono (Konsultan PR) dan beda sebagainya.

Lalu dalam acara Konvensi Nasional Humas di Bandung pada akhir 1993, sudah diputuskan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga terdaftar jadi anggota International Public Relations Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).

4. Periode IV 

Th. 1995 sampai saat ini, Public Relations (PR) berkembang di kelompok swasta bagian professional khusus (spesialisasi PR/Humas bagian industry service jasa ). Beberapa tandanya yaitu seperti berikut :

  • Pertama, diikuti dengan terjadinya Himpunan Humas Hotel berbintang (H-3) tanggal 27 November 1995. Himpunan itu yang ditujukan jadi wadah organisasi profesi Humas bagian professional Jasa Perhotelan, terkait sangat erat dengan organisasi yang telah di kenal sebelumnya bagian perhotelan, yakni PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia). 
  • Ke-2, disusul dengan berdirinya Komunitas Komunikasi Antar Humas Perbankan (Forkamas), yang disebut komunitas resmi untuk beberapa petinggi Humas (Public Relations Officer) bagian jasa perbankan di Indonesia, baik bank pemerintah (Himbara, swasta (Perbanas), asing dan kombinasi yang beroperasi di Indonesia. 
  • Ke-3, yakni berdirinya PRSI (Public Ralations Society of Indonesia) pada 11 November 2003 lalu di Jakarta, dan idenya sama juga dengan nama dari PRSA (Public Ralations Society of America) yang sudah berdiri lama mulai sejak th. 1940-an jadi organisasi professional yang bergengsi dan sekaligus berpengaruh dan dapat memberi sertifikasi akreditasi PR Professional (APR) di Amerika yang disadari dengan internasional. PRSI atau Orang-orang PR Indonesia (MAPRI) itu di pimpin atau jadi President pertamanya, yakni August Parengkuan yaitu wartawan senior harian Kompas dan sebelumnya bekas ketua Perhumas-Indonesia. 


C. Peranan Manajemen Umum Relation 

Menurut L. F. Urwick dalam bukunya Element of Administration (1976), menerangkan kalau kesibukan public relations jadi salah-satu peranan manajemen organisasi melalui bentuk 3 (unsur) yang terkait dengan peranan itu yaitu seperti berikut.

1. Manajemen Mekanik
Peranan manajemen mekanik ini melalui dengan melakukan forecasting atau penilaian (peramalan) di masa yang akan datang rencana (rencana), dan organizing (pengorganisasian).

2. Manajemen Dinamik
Adalah peranan manajemen dinamik ini terbagi dalam unsur-unsur, commanding and directing (komando dan pengarahan), coordination (koordinasi), dan controlling (pengawasan).

3. Manajemen Relasi
Sedang peranan hubungan atau rekanan public (public relationship) ini adalah salah satu pekerjaan manajemen public relations yang utama dalam manajemen perusahaan, yakni untuk melakukan.

a. Berusaha dengarkan pendapat dan masukan umum, tertentu yang positif pada pimpinan organisasi untuk manfaat dengan untuk perusahaan dan umum.
b. Menyampaian sumbang-saran dan inspirasi atau ide kreatif tertentu yang positif pada pimpinan organisasi untuk manfaat dengan untuk perusahaan dan umum.
c. Dapat membuat suasana iklim yang kondusif dan hubungan yang serasi dan positif untuk kelompok internal perusahaan, dari mulai tingkat pimpinan kebawahannya atau sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Know us

Our Team

Contact us

Nama

Email *

Pesan *